Khalifah Umar dan Si Badui yang Kritis

Khalifah Umar dan Si Badui yang Kritis


Pada masa Khalifah Umar berkuasa, datanglah seorang Badui ke Kota Madinah. Si Badui ini sangat kritis terhadap perkembangan bahasa Arab. Sebagai seorang ahli kritik bahasa, si Badui sangat penasaran seperti apa keindahan al-Quran yang sedang viral pada masa itu.

Ketika tiba di Madinah, si Badui ini berteriak-teriak, "Siapa yang mau membacakan untukku ayat dari kitab suci yang telah diturunkan kepada Muhammad!"

Mendengar teriakan si Badui ini, seorang laki-laki tanpa diketahui namanya maju ke hadapan si Badui dan membacakan penggalan ayat dari Surat at-Taubah, yang berbunyi:

  Ø£َÙ†َّ اللَّÙ‡َ بَرِيءٌ Ù…ِÙ†َ الْÙ…ُØ´ْرِÙƒِينَ ۙ ÙˆَرَسُÙˆْÙ„ِÙ‡ِ
 Artinya: "Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan rasul-Nya".

Mendengar bacaan ayat tersebut, si Badui memberikan komentar, "Oh, jika Allah berlepas diri dari Rasul-Nya, maka aku juga akan berlepas diri dari Rasul-Nya." 

Ayat tersebut ternyata salah saat dibaca oleh si laki-laki itu sehingga menimbulkan salah pemahaman dan pengertian.

Lalu, peristiwa ini menjadi berita besar dan menimbulkan kehebohan di mana-mana. Tidak lama kemudian, berita ini sampai juga ke telinga Khalifah Umar. Beliau pun langsung memanggil si Badui. 

"Apakah benar kau akan berlepas diri dari Rasulullah?" tanya Umar dengan tegas.

Si Badui pun menjawab, "Wahai, Amirul Mukminin! Aku datang ke kota ini untuk mendengar bacaan al-Quran. Lalu datanglah seorang laki-laki dan membacakan sebuah ayat (dari surat at-Taubah). Jika Allah berlepas diri dari Rasul-Nya, maka aku pun juga akan berlepas diri dari Rasul-Nya".

Ketika mendengar ayat yang salah itu, sehingga menimbulkan kesalahpahaman si Badui, maka Khalifah Umar pun memahami kondisi seperti itu.


"Bukan seperti itu bunyi ayatnya, wahai Badui yang kritis," kata Umar.

"Lalu seperti apa yang benar, wahai Khalifah?" tanya si Badui penasaran.

Khalifah Umar pun membaca ayat yang benar:

Ø£َÙ†َّ اللَّÙ‡َ بَرِيءٌ Ù…ِÙ†َ الْÙ…ُØ´ْرِÙƒِينَ ۙ ÙˆَرَسُولُÙ‡ُ
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik".

"Wah, kalau Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik, maka aku pun akan berlepas diri dari mereka," jawab si Badui.

Setelah peristiwa heboh tersebut, Khalifah Umar mewanti-wanti agar yang membacakan al-Quran haruslah orang yang benar-benar memahami bahasa Arab. Lalu Umar memerintahkan Abu al-Aswad ad-Du'ali untuk menyusun ilmu nahwu tentang tata bahasa Arab yang benar.  

0/Post a Comment/Comments